Saturday, May 24, 2014

Puisi: Jauh

oleh: Raniansyah Rahman

aku masih mencari definisi "jauh"
mungkinkah jauh itu sejauh mata memandang
ataukah kala langit dan bumi terlihat berjabat
mungkin aku terlalu jauh untuk bisa mengerti

Mungkinkah jauh bisa berkawan dekat
mampukah jauh toleren dengan rindu?
ahh, kadang aku merasa jauh disaat dekat
kadang akupun merasa dekat saat jauh

syair Jauh
mungkin terlalu jauh untuk dipahami
aku msih sulit membuat bumi dan langit berjabat
mataku rabun untuk baca keadaan
kapankah aku mengerti tentang jauh?
mungkin aku akan benar-benar jauh...

Tamalanrea, 8 Mei 2014

Puisi: Gadis Kecil di Persimpangan Jalan

oleh : Raniansyah

Pakaian usang nan kumal membalut tubuh mungilnya
tak ada yang mendekatinya
sorot matanya tajam melihat sekelilingnya
seolah di rimba ganas yang menghantuinya
dia seperti pasir di tumpukan mutiara
asing di negeri yang terasing
aroma tubuhnya kecut, masam, asin, campur tak menentu
"Tidak Tahu", jawabannya hanya itu setiap kutanya
dia tak tersentuh fasilitas
dia tak menikmati sedikitpun hak
dia juga tak punya suara menuntut janji manis lima sila

Gadis kecil di persimpangan jalan
dia punya jawaban istimewa soal keberadaan orangtuanya
"Mencari uang bersama Tuhan"
tapi aneh, dia tak mengenali orangtuanya
dia hanya bisa menatap langit, lalu tertunduk layu..
sorot matanya yang tajam
kini pudar berkaca-kaca
ahh...aku tahu dia ini manusia
aku paham dia hanyalah gadis kecil
dia bahkan berhak punya perasaan
aku hanya bingung,
mobil mewah plat merah lalu lalang
menyemprotinya gas beracun polusi
adakah yang peduli?
haruskah menjadi asing di negeri yang tlah terasing.

Gadis kecil di Persimpangan jalan
kapan dia proklamasikan kemerdekaannya?? !!

Makassar, 13 Mei 2014

Puisi: Cantik

oleh: Raniansyah

cantik....
syairku masih bingung tentang definisi
aku masih bergutat mengejar definisi
"cantik", atau apapun istilah orang
aku tidak peduli, aku masih mencari
apa maknamu?, dari mana asalmu?

malam ini aku melihat cantik
yang kutemukan dalam segaris senyum
bukan dari mata atau yang lainnya
adakah dari senyum turun ke hati?
aku masih bertanya, terus bertanya,
hingga bulan mengantarku pada matahari

cantik....
selalu saja menjadi alasan untuk pengagum
simbol yang melekat bagi apapun yang indah..
cantik...andai dia juga peka..
aku curiga, dia akan tersinggung lewat syair ini
cantik,... semoga kau tidak sadar
syair ini mengagumimu
Jika kau sadar, kau terancam!
terancam senyummu semakin cantik

Pangkajene, 15 Mei 2014

Puisi: Anu..

oleh: Raniansyah Rahman

anu...
bibirku bergetar
syair-syair tertahan di tenggorokanku
aku tak mampu berucap
aku gugup mengungkap
walau dapat kupastikan aku tak bisu
walau dapat kupastikan aku bicara benar

anu...
aku terpaku dalam diam
akupun bingung ini apa?
seolah aku dalam kaget terdahsyat
walau dapat kupastikan aku tak kaget

anu...
tak ada pendahuluan yang dapat kuucap
bgitupun kata pengantar yg tak sanggup kuungkap
jangan juga kau tanya aku soal daftar isi
mungkin aku hanya bisa memberikan isi, tapi tunggu!
'anu' masih bergetar di bibirku
jangan tunggu aku sampaikan penutup
karena tidak ada simpulan atas kisah ini

anu......anu.....anu...
Aku mencintaimu...
yah itu, aku sangat Mencintaimu kasihku

Pangkajene, 16 Mei 2014

Puisi: Definisi Cinta

oleh: Raniansyah

Cinta adalah keseimbangan
kala das solen dan das sein bergenggaman
di persimpangan tak terhingga arah
cinta adalah nyanyian takdir
nada rancu tak bermelodi yang menurutmu indah
suara rumpang yang kau dengar merdu
karena cinta bicara soal pahammu dan pahamnya
bukan paham orang lain....

Jangan paksa cinta membaca keadaan
karena tanpa kau paksa pun, ia adalah pembaca yang baik
jangan minta dia mendengar
karena tanpa kau pinta pun, ia pendengar yang baik
biarkan takdir menyanyikannya
karena takdir selalu paham
Lebih paham dari orang terdekat di sekelilingmu

"cinta bukan ketika kau berkata,
tapi ketika kau merasakan"
itu definisi cinta yang kudapat dari yang kucintai
hingga kini aku lebih banyak diam untuk mencintai
akupun belajar bisu untuk menyayangi
betul! karena cinta bukan pernyataan tapi perasaan
Jangan mudah percaya orang bicara cinta
sungguh bicara cinta lebih susah daripada bicara benar
Jangan pula percaya syair ini
karena sekali lagi cinta adalah soal pahammu dan pahamnya
bukan soal paham orang lain...

Pangkajene, 17 Mei 2014

Puisi: Kekasih Hati

oleh: Raniansyah

Ini sebingkai cerita tentang kekasih hati
aku masih rajin memperhatikanmu dari jauh
menatapmu begitu dalam di belakangmu
membaca kata demi kata yang kau bagi
lalu mendalami setiap like dan komentarnya
aku masih enggan meninggalkan kebiasaan lama
mengoleksi lukisan digital wajahmu
aku tak mau berhenti menulis
kutahu disetiap tulisku kau inspirasinya
kekasih hati, kau tak harus jadi pacarku
cukup kau setia jadi kekasih hatiku
walau kutahu berada di dalam sana tak begitu indah
tapi yakinlah semua akan romantis pada waktunya
kekasih hati, kutahu hati adalah penetral racun
mungkin kau adalah penawar setiap racun yang menggerogoti
karena aku percaya kau bukanlah racun
kalaupun toh kau bersikukuh menjadi racun
seumur hidupku aku rela kau racuni.
maka tetaplah di dalam sana
ajarkan bagaimana bersikap mesra
dalam rel-rel penghargaan seorang kekasih

Makassar, 20 Mei 2014

Puisi: Serpihan Kenangan

karya: Raniansyah

Dia datang menyambut biru langitmu
lalu datang lagi di langit putihmu
terus datang hingga jingga langit barat
langit menghitam pun ia tak kunjung pergi
terjaga bersama hingga larut dan terlarut
dalam satu makna yang masih dicari
dalam kata tak terdefenisi
dalam rasa yang belum terpahami
lantas tak sanggup berucap
bahkan sekedar menulis status "aku galau"
karam dalam duka dan bisu

kupikir ia akan bergegas pergi
kala rona jingga menghias langit timur
tapi ia masih setia dan terus begitu
hingga garis hitam menghias katup mata
ahh, kupikir benar-benar galau
tak sanggup terbang dengan sayap retak
juga tak mampu berlayar dengan layar sobek
ini bait-bait Galau, solusinya bukan nyanyian
bukan puisi apalagi status
Tuhan yang memahami rasa
Tuhan pula yang mengerti makna
maka,...Kutahu saat ini hanya pada Tuhan
dapat kuberbagi dan bersaksi...


Makassar, 25 Mei 2014

Puisi: Bait-Bait Galau

karya: Raniansyah

Dia datang menyambut biru langitmu
lalu datang lagi di langit putihmu
terus datang hingga jingga langit barat
langit menghitam pun ia tak kunjung pergi
terjaga bersama hingga larut dan terlarut
dalam satu makna yang masih dicari
dalam kata tak terdefenisi
dalam rasa yang belum terpahami
lantas tak sanggup berucap
bahkan sekedar menulis status "aku galau"
karam dalam duka dan bisu

kupikir ia akan bergegas pergi
kala rona jingga menghias langit timur
tapi ia masih setia dan terus begitu
hingga garis hitam menghias katup mata
ahh, kupikir benar-benar galau
tak sanggup terbang dengan sayap retak
juga tak mampu berlayar dengan layar sobek
ini bait-bait Galau, solusinya bukan nyanyian
bukan puisi apalagi status
Tuhan yang memahami rasa
Tuhan pula yang mengerti makna
maka,...Kutahu saat ini hanya pada Tuhan
dapat kuberbagi dan bersaksi...


Makassar, 25 Mei 2014