Wednesday, May 22, 2013

Kenapa Ada Mereka diantara Kita??


Kenapa Ada Mereka diantara Kita??
oleh : Raniansyah
Saya terkesan, saya bangga…ternyata masih ada orang yang begitu kritis untuk peduli pendidikan di Kab. Pangkep.  Catatan yang saya baca petang ini (22 Mei 2013)  oleh bapak Mansyur Eppe di facebook, sontak mengingatkan saya akan pertanyaan-pertanyaan yang sempat terlintas di pikiran saya dulu. Kenapa sekolah unggulan di pangkep menerima siswa dari luar daerah, padahal yang ingin diunggulkan kan orang pangkep?, lantas bagaimana nasib teman-teman yang tidak memperoleh nasi di rumah sendiri?  Apakah kita rela menerima orang lain di rumah kita diberikan makanan istimewa, lantas kita terluntah mencari makan di daerah orang?, Bagaimana perasaan mereka melihat orang dari daerah lain justru menikmati hak yang seharusnya mereka peroleh? Bagaimana mungkin mereka ikhlas melihat orang dari daerah lain memperoleh hal yang lebih layak justru di daerah mereka sendiri? Pertanyaan-pertanyaan itu juga sempat trus menghantui kepalaku…tapi pertanyaan-pertanyaan itu segera kutepis, dengan beberapa pemikiran yang sanggup menjawabnya.
***
 Baru beberapa waktu lalu pak Mansyur Eppe menginspirasi saya dengan komentarnya dalam statusnya di facebook tentang ‘hukum kekekalan prestasi’, kali ini beliau  kembali membuat sebuah tulisan yang menurut saya adalah sebuah pemaparan mendalam yang sulit atau bahkan tidak pernah terpikirkan oleh orang lain,  saya sebagai orang pangkep…..menyadari pemikiran semacam itu adalah sebuah pemikiran yang hanya mampu dipaparkan oleh orang-orang yang benar-benar peduli, bukan sekedar penonton yang biasa bersorak ketika memperoleh kemenangan.  Terima kasih pak…sebagai seorang siswa dan putra daerah asli Pangkep, saya merasa begitu tersanjung dan begitu diperhatikan, tapi saya memiliki perspektif yang sedikit berbeda,  menurut saya,
1.      SMA Unggulan dan Andalan adalah sekolah negeri bukan sekolah daerah. Walaupun dibangun oleh Pemda, sekolah ini tidak terlepas dari APBN yang berarti setiap anak yang merupakan warga Negara berhak memperoleh pendidikan jika bisa lulus/diterima di SMA Unggulan dan Andalan. Apalagi Konstitusi mengamanahkan sekurang-kurangnya 20% dari APBN untuk pendidikan (tidak termasuk gaji guru, karena seharusnya gaji guru diambil dari Anggaran Penerimaan dalam Negeri bukan dari anggaran pendidikan). Dan itu berarti jika optimalisasinya ideal dan proporsionalitasnya bagus maka dana pendidikan yang diterima sekolah dari APBN itu cukup besar. Dan itu berarti membuka hak kpd setiap anak yang merupakan warga Negara untuk sekolah dimanapun yang dibiayai APBN. Sementara untuk rasa keadilan karena menggunakan APBD juga, selama ini SMA Unggulan di Pangkep masih sangat jauh didominasi putra-putri daerah sendiri.

2.      Komitmen dan semangat belajar anak darimanapun asalnya, jangan dipatahkan hanya karena mereka tidak boleh mendaftar pada sekolah yang mereka idam-idamkan. Berbicara Pemisalan, andai kelak ada Putra daerah lain menjadi pejabat semacam gubernur di Sulsel, Anggota DPR di Provinsi, menteri atau presiden, yang sebelumnya pernah ditolak sekolah di Pangkep padahal ia sebenarnya mampu lulus/diterima di sekolah itu dan lantas ia kecewa waktu itu karena tidak bisa sekolah di tempat yang ia idam-idamkan, apakah kira-kira ia akan mampu melupakan kekecewaannya terhadap Pangkep yang pernah menolaknya dulu? Apakah dia akan tetap peduli terhadap Pangkep?. Mungkin saja…dia akan mempersulit apa-apa yang ada hubungannya dengan Pangkep. Pohon tidak akan pernah melupakan dimana akarnya tumbuh dan akhirnya berbuah, namun tentu pohon juga akan tetap ingat dimana akarnya pernah ditolak bukan karena tak mampu merambat tapi karena sengaja diputus. Kita tidak perlu menyayangkan guru-guru kita di Pangkep mengajar orang dari daerah lain, karena semuanya sama-sama generasi bangsa. Kalau cita-citanya memang hanya ingin sukses di tingkat kabupaten/kota berarti benar, mereka hanya bisa berkontribusi bagi daerah mereka….tapi kalau suksesnya di tingkat provinsi atau nasional?? jelas kontribusinya juga untuk Pangkep apalagi kalau pernah sekolah di Pangkep. Orang luar negeri saja mau menerima kita sekolah di negeri mereka, mengapa kita tidak…?? Padahal kita sebangsa dan setanah air yang jelas hubungan kekerabatannya jauh lebih besar, kita sesama orang Indonesia layaknya sudah seperti keluarga.

3.      Undang-undang  Perlindungan Hak Anak kalau tidak salah UU No. 22 tahun 2003, diatur tentang hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan yang layak. Jadi mereka berhak mengenyam pendidikan dimanapun selama mereka memiliki kompetensi untuk lulus/diterima di sekolah itu.


4.      Setelah proses wawancara tidak langsung dari sejumlah siswa dari daerah luar, kebanyakan diantara mereka memiliki keluarga di Pangkep, ada juga keturunan Pangkep asli tapi tinggal lama di daerah lain, karena orangtuanya merantau atau ada tugas di luar daerah yang mengharuskan pendidikan mereka sebelumnya di daerah lain. Sehingga tidak ada salahnya mereka sekolah di Pangkep.

5.      Kesempatan bagi putra daerah sebenarnya dibuka seluas-luasnya, karena setahu saya…sosialisasi langsung dari Pihak sekolah hanya dilakukan di Pangkep, sementara dari daerah lain, informasi yang mereka peroleh hanya dari keluarganya di Pangkep atau teman di jejaring sosial, serta ketika mereka melihat SMA Unggulan berkompetisi di provinsi ataupun nasional. Jadi menurut saya, kesempatan telah dibuka sebesar-besarnya bagi putra daerah. Mengenai lolos atau tidaknya, menurut saya itu tergantung kompetensi dan usaha masing-masing siswa.

6.      Sebenarnya Barru juga memiliki sekolah Unggulan, yaitu SMAN 2 Barru yang dibangun setahun lebih muda dari SMAN 2 Pangkajene, bahkan katanya mereka sempat melakukan studi banding ke SMAN 2 Pangkajene, yang berarti Pemkab Barru juga berkomitmen membuat sekolah unggulan. Dan itu berarti mereka tidak hanya memperbaiki/bekerja keras di tingkat SMP tapi mereka juga bekerja keras di tingkat sekolah menengah atas untuk membangun SDM daerah mereka.


7.      Banyak juga sebenarnya putra daerah yang menyia-nyiakan kesempatan dan membuang jatah /hak putra-putri daerah(teman-temannya sendiri), dibuktikan dengan masih adanya sejumlah anak daerah yang hanya ingin uji kemampuan pada seleksi masuk di SMA Unggulan maupun Andalan, dibuktikan dengan adanya yang tidak mendaftar ulang atau memutuskan pindah ke sekolah lain setelah diterima. Justru malah dari daerah lain yang berkomitmen besar melanjutkan sekolah di Pangkep.  Kebanyakan juga putra daerah sekolah di daerah lain bukan karena tidak ada ruang di daerah sendiri, tetapi karena pilihan mereka sendiri.

8.      Realitas yang lebih memprihatinkan, ada sejumlah putra daerah yang setelah diterima di SMA Unggulan, justru memilih pindah dengan alasan banyak tugas, aturannya terlalu ketat dan tidak mau belajar keras….nah! kalau begini, siapakah yang pantas disalahkan?. Jelas ini bukan kesalahan sistem sekolah.


9.      Sebenarnya yang masuk di SMA Unggulan, tidak sepenuhnya orang pintar.  Banyak yang biasa-biasa saja saat masuk, tapi berhasil dididik oleh sekolah hingga berhasil. Contohnya saya sendiri. Saya masuk di SMA Unggulan 2010 lalu, di SMP saya hanya bisa merasakan sekali juara…itupun juara 2 di tingkat kabupaten. Tapi setelah masuk SMA Unggulan, saya merasa jauh lebih baik, saya sudah mampu merasakan hangatnya kmenangan di tingkat Provinsi dan hangatnya kompetisi di Tingkat Nasional. Ada juga seorang teman angkatan saya, katanya waktu SMP dia itu biasa-biasa saja..tapi stelah di SMA Ungggulan, akhirnya dia malah jadi peringkat 1 Umum terus.  dan tidak hanya itu yang demikian….tetapi banyak diantara teman-teman. Sehingga menurut saya, itu patut dikatakan Luar Biasa…Orangtua bahkan banyak yang tidak percaya dengan kemampuan anaknya yang sungguh diluar dugaan setelah masuk di SMA Unggulan.

10.  Mengenai kompetensi dan kapabilitas, sebenarnya Putra-putri Pangkep tidak kalah bersaing dengan putra-putri daerah lain yang sekolah di Pangkep, buktinya peringkat umum setiap angkatan di SMA Unggulan masih didominasi orang Pangkep.  Sebenarnya orang pulau juga memiliki kesempatan yang sama besar dalam Penerimaan siswa baru, tapi yang disayangkan…sangat kurang anak pulau yang mendaftar, padahal saya yakin kalau saja ada kemauan dan usaha dari mereka…pasti mereka bisa lolos masuk SMA Unggulan walaupun pake tes. Jadi sekali lagi, permasalahannya berasal dari anak daerah yang tidak ada kemauan untuk belajar keras padahal kesempatan telah dibuka seluas-luasnya.

11.  Intensitas pendaftar dari daerah lain yang mendaftar di Pangkep sebenarnya merupakan penggambaran bagusnya kualitas pendidikan di Pangkep karena tidak mungkin mereka jauh-jauh mendaftar ke pangkep tanpa alasan yang rasional. Sekolah yang dibangun terus bertambah dan sampai saat ini, hingga penerimaan angkatan kelima, yang diterima di SMA Unggulan Pangkep masih didominasi oleh orang Pangkep dengan perbedaan yang sangat signifikan. Perbandingannya masih sangat tinggi…sehingga SMA Unggulan pasti terus didominasi putri-putri daerah sendiri selama masih banyak anak daerah yang tidak berpikiran “takut banyak tugas, aturannya terlalu ketat dan tidak bisa belajar keras,”


Saya mengemukakan hal diatas bukan landasan teoritis semata, tapi juga faktual di lapangan. Berdasarkan hal-hal di atas, menurut saya sistem yang diterapkan kedua sekolah sudah cukup adil dan memenuhi rasa keadilan walaupun kita semua tahu yang bisa memutuskan adil seadil-adilnya hanya Tuhan.
Saya tidak tahu, pendapat saya benar atau tidak….karena saya masih memiliki pemahaman dan pengetahuan  sangat minim. Tapi saya sepakat dengan saran Pak Mansyur Eppe, ada baiknya pimpinan Pemda Kab.Pangkep  meminta saran dan pendapat masyarakat mengenai segala proses pembangunan di Pangkep termasuk pembangunan di sektor pendidikan sehingga hasilnya merupakan hasil yang benar-benar demokratis dan tentunya dapat mengarahkan kualitas daerah yang lebih baik, karena itu keinginan kita semua sebagai orang Pangkep.
***
Sekali lagi saya berterima kasih kepada bapak Mansyur Eppe yang mau memperhatikan kami putra-putri Pangkep,…jujur saya tersanjung dan bangga membaca catatan bapak di Facebook…saya pribadi sebagai putra Pangkep merasa disayangi dan diperhatikan. Dan orang-orang yang mau peduli seperti bapak sudah jarang dimiliki oleh daerah ini, tetap lanjutkan Pak….!!:) ini semua demi maju dan berkembangnya daerah kita J. Jika ada kebenaran pada apa yang saya paparkan, itu milik Tuhan, tapi jika salah…itu kesalahan saya dan anggap saja…saya orang bodoh yang sementara belajar berpendapat. Mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan, saya masih butuh lebih banyak belajar…Terima kasih.
Pangkajene, 22 Mei 2013



Sunday, May 12, 2013

Unggulan atau Andalan??


oleh : Raniansyah
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, Unggul  berarti lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dsb); utama (terbaik, terutama) sedangkan Andal berarti dapat dipercaya, tumpuan. Kedua kata ini mengundang pertanyaan besar yang terus membayangi batok kepalaku, betapa tidak? Di kabupaten tiga dimensi ini (Pangkep) akan hadir sekolah baru berlabel ‘Andalan’, sebagai salah satu  pencanangan sekolah berprestasi di Pangkep, padahal baru pada tahun 2009 lalu berdiri sebuah sekolah berlabel ‘Unggulan’ yang juga merupakan pencanangan sekolah berprestasi.
Tahun 2009 lalu, atas inisiatif bupati Pangkep waktu itu, (Alm) Ir.Syafruddin Nur,  berdirilah sekolah bernama SMAN 2 Pangkajene Unggulan Kab.Pangkep, sekolah ini berdiri untuk mengikuti  daerah-daerah lain yang lebih dulu memiliki sekolah unggulan, melihat potensi putra-putri daerah yang tidak kalah dengan daerah lain. Selama beberapa tahun sejak berdirinya, sekolah ini membuktikan prestasi yang cukup membanggakan mulai dari tingkat kabupaten hingga tingkat nasional. Atas prestasi inilah, masyarakat dan kebanyakan orang lebih mengenal sekolah ini dengan nama SMA Unggulan. Setelah pemerintahan kab.Pangkep berpindah ke tangan Bapak Syamsuddin Hamid pada Tahun 2010 lalu, akhirnya beliau juga berinisiatif membuat sebuah sekolah bernama SMA 2 Andalan Labakkang, awalnya banyak yang mengira bahwa siswa SMA 2 Pangkajene yang akan ditransfer ke SMA 2 Labakkang namun ternyata tidak, SMA 2 Andalan Labakkang juga akan menerima siswa baru dan sekolah ini akan bersaing menjadi yang terbaik di kab.Pangkep.
***
 Jika ditanya mana yang akan lebih unggul, jelas jawabnya ‘SMA Negeri 2 Unggulan Pangkajene’, karena labelnya ‘unggulan’, tapi jika ditanya mana yang lebih diandalkan, maka jelas jawabannya SMA Negeri 2 Andalan Labakkang karena labelnya ‘andalan’, hehe. Pertanyaan yang lebih spesifik, adakah yang bisa menjawab jika ditanya manakah diantara kedua sekolah ini yang akan jadi terbaik di Kab.Pangkep?, manakah yang akan lebih dominan dalam prestasi?. Entahlah…!
Hari ini (Sabtu, 11 Mei 2013), saat sedang online di Facebook, saya membaca komentar bapak Mansyur Eppe (Guru SMPN 1 Pangkajene) dalam sebuah statusnya, “….prestasi dari sebuah sekolah kayaknya mengikuti aturan Fisika, ‘hukum kekekalan Prestasi’ dimana salah satu itemnya berbunyi “jumlah prestasi total adalah tetap, yang berarti jika banyak prestasi dipegang sebuah sekolah maka berarti sekolah lain tidak atau kurang kebagian atau cenderung menurun”…,” itu katanya dalam komentarnya, sejenak saya berpikir lalu membenarkan hal itu dan sangat sepakat dengan komentar itu, hehe. Pertanyaan yang mungkin juga terlintas di benak kita, lalu bagaimana dengan kabupaten yang tidak memiliki sekolah unggulan atau sekolah andalan?. Dalam status yang sama bapak Mansyur juga menuliskan “…..itu bunyi hukum ke (3) yang berbunyi jika dalam sebuah daerah, tidak ada sekolah yang menonjol atau unggul dari sekolah lainnya, maka prestasi cenderung disebarkan dengan sama rata ke semua sekolah…,”. Yah…! Pendapat itu juga sangat tepat.  Hal inilah yang melahirkan inisiatif saya untuk menulis ini dan bertanya-tanya siapakah yang akan lebih baik di kabupaten Pangkep, apakah SMA Unggulan atau Andalan?. 
Kehadiran dua sekolah pencanangan sekolah berprestasi sebenarnya bukanlah masalah, malahan semakin banyak semakin bagus…karena itu berarti putra-putri Pangkep banyak yang cerdas dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bisa ditingkatkan, namun yang ditakutkan adalah munculnya pikiran-pikiran labil seiring persaingan ketat kedua sekolah ini, jangan sampai saling menjatuhkan untuk jadi yang terbaik yang tentu akan menghancurkan putra daerah, padahal keduanya ada untuk meningkatkan eksistensi daerah di dunia pendidikan. Apalagi saya tahu betul pikiran kebanyakan orang Indonesia itu ‘siap menang, tidak pernah siap kalah’, saya juga yang pernah menjalani masa-masa SMA tahu betul, bahwa perasaan anak putih-abu abu itu selalu ingin jadi yang terbaik, semua orangpun ingin jadi yang terbaik dan dalam jiwa tidak mau kalah, sehingga pantas saja kalau melihat seorang anak SMA begitu galau dan kecewa jika kalah dalam kompetisi.
***
Jika menelaah kedua hukum prestasi yang dipaparkan pak Mansyur, maka saya menyimpulkan, jika ada 2 sekolah yang ditonjolkan dalam sebuah daerah, itu berarti prestasi dibagi dan jelas itu merupakan persaingan yang sangat alot dan ketat dan jika salah satu diantara keduanya lebih dominan prestasi maka pasti yang satunya sedikit kurang., dan disinilah SMAN 2 Pangkajene dan SMAN 2 Labakkang akan bersaing jadi yang lebih dominan. ‘Unggulan’ atau ‘Andalan’, itu hanya permasalahan label, esensinya adalah pembuktian siapa yang lebih baik. Siapa yang lengah maka dia yang akan kalah dan tentu! yang tekun dan teliti jadi pemenang.  Sebuah harapan melihat SMA Unggulan dan SMA Andalan bertemu dalam final kompetisi, jelas diantara keduanya, akan ada yang menjadi juara 1 dan itu masih sebuah pertanyaan. Pastinya kompetisi sehat harus tetap dijunjung, apalagi SMA Unggulan dan Andalan ibarat saudara yang sama-sama ingin membanggakan orangtua (daerah).  Keduanya harus mengingat, kehadiran mereka di Pangkep…bukan untuk ‘bertengkar’ tapi untuk berjuang bersama ‘memahkotai’ daerah. Jadi walaupun bersaing, yah…seharusnya tak lupa untuk tetap berangkulan sesama orang Pangkep. Menang-kalah itu persoalan kedua. Rasa Persaudaraan dan persatuan adalah yang utama, menang-kalah yah…! tergantung usaha masing-masing sih!. Kalau nanya saya, maka saya pasti mendukung dan menjagokan SMAN 2 Pangkajene karena itu sekolah saya dan saya baru saja jadi alumni disana, tapi itu jelas subjektif kan??, obyektifnya yah…siapa yang lebih banyak usaha dan doanya lah…. J
Pangkajene, 11 Mei 2013