Saturday, April 20, 2013

Puisi " 'Is' Sajak "

oleh : Raniansyah

Inilah negara komunis 
yang sering-sering disebut demokratis
selalu saja meringis
karena derita yang begitu miris

andai rasa bisa optimis
hpuskan semua rasa pesimis
walau sepanjang jalan teriring tangis
walau jejak langkah diikuti gerimis

'Is' sajak...sajak...Is
ini bukanlah senandung vokalis
ini suaranya rakyat eksis

Friday, April 12, 2013

Sebuah Catatan Hati (1104)


11 April 2013, Satu Lagi Catatan Sejarah

E
ntah apa yang bisa kulakukan untuk meluapkan dan mengungkapkan kebahagiaan yang merongrong rongga dadaku…hingga hendak meruntuhkan palung-palung hatiku.  Hari ini (11 April 2013) ada sebuah cerita yang patut terdaftar sebagai catatan sejarah perjalanan hidupku…jika aku sukses nanti, aku ingin cerita yang kali ini kembali kuceritakan pada keyboard laptopku menjadi bagian cerita autobiografi hidupku layaknya ‘Mata Kalbu Sahabat’ (Syamsuddin Hamid), ‘Anak Sejuta Bintang’ (Abu Rizal Bakrie), atau ‘Si Anak Singkong’ (Chairul Tanjung). Hehe.
Hari ini (11 April 2013) di usiaku tepat yang kedelapan belas, ada sebuah kejutan yang tak pernah kusangka sebelumnya, sebuah mahakarya yang luar biasa, sebuah Piagam Penghargaan yang tak pernah dimiliki oleh orang lain dan hanya ada 1 di dunia…mungkin bisa jadi bagian ‘on the spot’. Hehe :D. Luapan kebahagiaan ini entah ingin kuceritakan pada siapa jadi mohon maaf yah…memang hanya tulisan yang paling tepat untuk meluapkan dan menceritakan semuanya. Hari ini (11 April 2013)  Aku terpaku sejenak, diam tanpa kata layaknya lagu D’masiv kala kusingkap sebuah bingkisan berwarna cokelat, berbentuk persegi, dan dari luar..mirip sebuah bingkai, yah…ternyata memang sebuah bingkai, tapi yang dibalut oleh bingkai itu adalah sesuatu yang sangat berharga yang baru kulihat, baru kurasakan dan mungkin yang pertama di Dunia. Lebay?? Nggak juga deh, aku yakin memang yang pertama kok di dunia. Kalaupun ternyata bukan yang pertama….yang penting aku kan yakin kalau itu yang pertama jadi terima aja yah?? Hhaha yang penting aku bahagia aja yah?? Hahaha. ‘Love Award’  kata pertama yang kubaca dalam bingkisan itu, membuat rongga dadaku terasa penuh, aku ingin loncat dan teriak tapi waktu itu aku lagi di sanggar seni jadi malu-maluka kodong, kasian, kamase, kah banyak orang belah tapi pastinya senang sekalika, langsung meka kurasa kayak lulus UN...padahal belum ujian….saking senangnyami itu :P haha (*maaf bahasanya kok malah jadi gini??) haha. Di dalam bingkisan kado itu, ada sebuah sertifikat berlabel ‘Love Award’ dan sejumlah foto-fotoku dan foto-foto seorang gadis yang sangat aku sayangi, aku cintai, bidadari dari pesantren, insyaAllah titipan Tuhan yang hanya untukku…aamiin J mau tahu siapa orangnya?? ….cari sendiri….:P
Piagam Penghargaan pemenang cinta baru ada satu kan di dunia??? Iyaami itu bede’…hahaha, itulah piagam yang kuperoleh hari ini (11 April 2013), rasanya tidak ingin kulepaskan dari genggaman tuh kado…haha…bagus banget sih soalnya…pengen aja…terus lihat, kalau mau tidur aku lihatin aja terus tuh ‘Love Award’nya, sampai ngantuk..hehe, kalau perlu aku temanin tuh kadonya tidur :D haha. Terima kasih buat teman-teman Zenith 713, terima kasih banget….peristiwa hari ini pasti gak bakal aku lupain, kapan-kapan kalau ketemu aku di jalan terus lihat aku ngendarain Ferrari, sebut aja namaku tiga kali…bilang rani…rani…rani…insyaAllah pasti aku beri tumpangan..hahahaha :D. Terima kasih terkhusus kepada Garengnya Vhyfie atau Adeknya Ismi atau apalah istilahnya disana…aku sayang banget sama dia, dia udah ngajarin banyak hal padaku, pelajaran kehidupan yang nggak pernah diberikan oleh orang lain, dalam setiap butir-butir doaku…kala tiap kutengadahkan tanganku…ingin terus kusebut namanya, agar Tuhan…menguatkan cintaku untuknya….dan menjadikan dia mutiara atau berlian dalam hidupku, dan agar aku dapat menjadi imam yang baik untuk dirinya, agar cintaku padanya adalah tingkatan pertama…’Mahabbah fillah walillah’…J aamiin. Makasih juga buat teman-teman TEF yang udah mau membantu aku hari ini (11 April 2013), aku itu paling pemalu kalau berhadapan sama cewek, gak berpengalaman soalnya…haha, jadi begitumi…kalau sendirika…malu-maluka..hehe makasih Fajri nah, makasih Rangga, makasih Igi…J teman terbaikku memang semua…J
                Eeh….sekali lagi makasih buat Zenith 713, buat  gadis 3010ku , dan buat TEF, ada sesuatu yang beda kurasakan hari ini, berharga banget.. :) dan ucapan-ucapan kalian dibalik bingkai ‘love award’ dan foto-foto itu, akan selalu aku ingat…mkasih atas doanya…aku hanya bisa bilang ‘makasih’ dan ‘aamiin’, aku bakal menjaga cinta yang saat ini berbunga dalam hatiku….kini bunga-bunga itupun dikelilingi kupu-kupu yang terkadang membuatku geli, senang, bangga dan pokoknya selalu membuat aku tersenyum, akan kupajang kado itu di kamar yah…biar setiap saat aku dapat memandangnya, dan yang lebih penting membuatku termotivasi untuk berbuat lebih baik lagi untuk orang-orang disekelilingku dan orang-orang
 yang aku cintai. 

                          Pangkajene, 11 April 2013

Sunday, April 7, 2013

Harimau Telah Memakan Anaknya



Oleh : Raniansyah
    T
eringat sebuah kalimat, “seganas-ganasnya seekor harimau, ia tidak akan pernah memakan anaknya,”. Nampaknya kalimat itu patut dikaji ulang, karena banyak sekarang ‘harimau’ yang memakan anaknya sendiri. Aku begitu prihatin melihat nasib bangsa dan Negara saat ini, karena sudah begitu banyak anggota bangsa yang memakan bangsanya sendiri, menjajah bangsa sendiri untuk kepentingan sendiri karena aliran egoisme.
-***-
                Aku rasanya ingin protes, hatiku terus bergejolak…waktu itu pertengahan maret 2013, saat sedang menikmati bakso di salah satu warung di jalan Kemakmuran Poros Makassar-Pare. Tiba-tiba mataku tertuju kepada seorang bapak yang juga ikut makan bakso bersama anaknya yang kira-kira berumur 4 tahun, bapaknya makan dengan lahap menikmati semangkok bakso dengan porsi yang lumayan mengenyangkan sementara anaknya dipesankannya 2 ribu rupiah bakso, yah…4 buah bakso, ketika bakso anaknya habis, anak itu merengek minta nambah, sementara bapaknya terus makan dengan lahap tanpa mempedulikan anaknya, ketika anaknya mulai merengek lebih nyaring, tiba-tiba bapak itu membentak anak itu dan mengancam akan memukul anak itu, “diamko…!! sudahmi…! kucambo’ko itu saya,” kata bapak itu dengan wajah geram sambil terus menikmati baksonya, Anak itu terdiam lalu menatap bapaknya menikmati baksonya dengan begitu lahapnya. Ahh…aku terharu…mata anak itu berbinar, hampir saja kuteteskan air mata di tempat itu. Aku berpikir, ternyata di dunia ini masih ada dan mungkin masih banyak orang tua yang mementingkan dirinya sendiri dibandingkan anaknya sekalipun. Tiba-tiba bapak itu menatapku, mungkin menyadari kalau sedari tadi aku memperhatikannya, aku membuang pandanganku mencoba memperhatikan yang lain lalu kembali menyantap baksoku. Yah! peristiwa itu mungkin masih secuil bukti bahwa sekarang banyak orang yang telah hanyut dalam aliran sesat bernama ‘egois’. Aku tahu, akhir-akhir ini berita di TV banyak yang memberitakan tentang kekerasan terhadap anak, ada orang tua yang tega memperkosa anaknya, ada orangtua yang tega menjual anaknya, bahkan ada orangtua yang tega membunuh anaknya. Aku tahu…aku yakin, sekarang harimau sudah terlalu ganas sehingga tega memakan anaknya.  Bahkan kalimat “seganas-ganasnya harimau, ia takkan memakan anaknya,” tak pantas lagi diucapkan dari bibir insan manusia.
-***-
                 Bangsa ini telah dipenuhi oleh harimau-harimau ganas yang tega memakan anaknya sendiri, banyak yang telah jauh melenceng dari nilai-nilai pancasila. Entah apa yang membuat semuanya tergelincir begitu jauh dari rel-rel konstitusi. Bukankah ketuhanan Yang Maha Esa telah tergantikan oleh Keuangan Yang Maha Kuasa??, bukankah kemanusiaan yang adil dan beradab telah teriliminasi dengan keberingasan, premanisme dan hukum rimba??, bukankah persatuan  Indonesia telah digantikan oleh separatisme dan individualism? Permusyawaratan telah jauh dari harapan dan banyak diselesaikan dengan kekerasan dan konflik horizontal? Bukankah keadilan sosial telah ‘terdeportasi’ oleh transaksi suap-menyuap? Bukankah demokrasi kini telah hancur dan amburadul tercampuradukkan dengan Industri. Ahh….akankah bangsa ini siap menghadapi kehancuran?, akankah negeri ini mampu menghadapi ‘gempuran-gempuran meriam’ penjajah bangsa sendiri. Aku mengakui bahwa aksi demonstrasi serta memerdekakan perasaan dan pikiran adalah sesuatu yang wajar dalam Negara demokrasi, namun aku tidak pernah membenarkan tindakan-tindakan yang melenceng dari amanat konsituti alias inconstitutional
Aku sungguh tak habis pikir, di bulan Maret 2013…begitu banyak berita yang membuat mata tercengang dan tak ayal mengundang tanda tanya besar, mulai dari penyerangan kantor polisi oleh TNI, penyerangan Lapas oleh ‘pasukan siluman’ dan kericuhan pemilukada di Palopo, menjadi bukti bobroknya bangsa ini, sekaligus jadi bukti berlakunya hukum rimba di negeri yang katanya demokratis ini, kalau berlaku hukum rimba berarti masyarakatnya primitif dong?, kalau primitif, kok banyak yang ngaku intelek??, kok banyak yang ngaku modern? Tapi kenyataan membuktikan bahwa rakyat saat ini memang masih primitif, bukankah tindakan koruptif termasuk primitif?? Hahaha berarti koruptor yang rata-rata dikenal pintar. Kok bisa yah, primitif?. Mata dan telinga hampir tak menemukan lagi berita-berita yang enak didengar dan membuat hati tenteram, headline-headline media massa didominasi oleh berita buruk, semuanya merisaukan dan tentunya menggalaukan bagi yang punya nasionalisme.
Aku kini semakin kuat dengan pendapatku dalam sebuah essaiku sebelumnya, Jika Indonesia saat ini belum benar-benar merdeka, Merdeka menurutku yaitu ketika seseorang mampu melangkahkan kaki dengan rasa aman dan tenteram, tapi apakah itu yang dirasakan bangsa ini sekarang??, tidak…!! Bang Napi dalam sebuah acara berita sering berpesan “Kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya, tapi karena ada kesempatan…waspadalaah…! Waspadalah..!,”. Bukankah kata ‘waspada’ mengindikasikan rasa tidak aman atau tidak tenteram, dan itu berarti kita belum merdeka, semua itu terbukti dengan serentetan peristiwa memalukan dan amoral sepanjang Maret 2013. Hanya pantas bertanya, berita buruk apa berikutnya?. Jangan sampai ada yang mengatakan “oh..pantas banyak masalah, karena tahun 2013, sedangkan 13 adalah angka sial,”, enak aja…mau nyalahin angka, jelas-jelas ini kesalahan si dalang berita buruk yang bego, tolol, bodo’…tidak mengerti aturan, memalukan…Ahh…
-***-
                Kita hanya menunggu penerus untuk menjadi pelurus bangsa ini, tapi kalau penerus juga sudah bobrok, apalagi yang ingin ditunggu? Kalau anak harimau telah dimakan oleh induknya, apalagi yang kita tunggu? Bukankah harapan kita sudah pupus?. Ahh…keberhasilan menghadapi tantangan zaman akan menjadi jawaban akan masa depan bangsa ini, tapi sederet peristiwa membuktikan bahwa kita tak mampu melawan tantangan zaman yang cukup kuat.  Kalau sumber hukum tertinggi seperti Pancasila, nilai-nilainya telah jauh melenceng, maka letak Negara hukum Indonesia dimana?? Posisi demokratis dimana?. Sampai botak pun, kita tak mungkin menemukan jawabannya, toh! hukum sekarang hanya tulisan sementara pengaplikasian, sungguh…jauh dari harapan, lebih didominasi oleh dendam dan aksi premanisme atau hukum rimba. Pastinya di era sekarang ini, tak pantas lagi ada yang mengatakan kalau seganas-ganasnya harimau, tak mungkin memakan anaknya, harimau sekarang telah memakan anaknya, bangsa sendiri pun telah menjajah negaranya, tentu karena ego masing-masing. Ahh*
Pangkajene, 1 Maret 2013