Saturday, December 8, 2012

Contoh Teks Pidato, hari Pahlawan


Tema : Nasionalisme dan Patriotisme
Membangun Indonesia Melalui Pesan Pahlawan

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Selamat Siang,
Yang  saya hormati bapak Guru
yang saya hormati hadirin dan hadirat
teman-teman yang saya cintai.
Pada hari ini, 10 November 2012, kita telah memperingati Hari Pahlawan Nasional yang ke 67, sejarah yang terjadi pada tanggal 10 November 1945 yaitu pertempuran dasyat melawan penjajah yang terjadi di Surabaya hingga ribuan nyawa melayang. Mereka, para pahlawan Indonesia telah berjuang mempersembahkan jiwa dan raganya untuk kemerdekaan Indonesia yang telah kita rasakan saat ini, tapi keadaan Negara kita sekarang ini seolah kembali dalam jeritan penjajah yang dilakukan oleh bangsa sendiri. Beberapa waktu lalu kita menyaksikan konflik antara masyarakat di Lampung selatan yang tentunya merongrong persatuan rakyat Indonesia. di Ambon juga terjadi aksi serupa beserta berbagai kericuhan di tanah air. Korupsi pun kini telah menjadi penyangga eksistensi republik ini.
Hadirin yang saya hormati,
Rasanya kita perlu kembali menengok sejarah dan bercermin betapa sulit para leluhur kita, para founding father kita untuk meraih kemerdekaan. Lalu, apakah kita ingin merusak dan menodai segalanya dengan perlakuan yang tidak mencerminkan kecintaan terhadap tanah air yang sesungguhnya?. Tentu tidak, oleh karena itu saya mengajak saudara sekalian untuk mengingat pesan-pesan pahlawan yang mereka ucapkan sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Hadirin yang berbahagia.
sultan Hasanuddin pernah berpesan
“Sesungguhnya karena kesabaran rakyatku bersedia memberikan apa yang mereka inginkan dalam perjanjian Bongaya melalui  aku, tapi mereka menghendaki jantungku, dan hati ini adalah martabat setiap manusia,“ kata sultan Hasanuddin saat akan menyetujui perjanjian Bongaya
“Bugis-Makassar adalah Saudara, aku dan Raja Bone bukanlah Musuh” kalimat terakhir yang diucapkan Sultan Hasanuddin kala hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam keadaan sujud disaksikan seluruh penghuni benteng Somba Opu waktu itu.
Kita semua saudara, sipakatauki…saling memanusiakanlah sipaikainge’ki, saling mengingatkanlah, sipakalebbi’ki…saling menghargailah. siri’ na pacce, lebih baik mati dengan kehormatan daripada hidup menanggung malu. Terus tegakkan kebenaran untuk kemaslahatan umum tanpa pandang bulu, apapun yang terjadi sebagai sosok “Towarani”, ksatria pemberani yang sesungguhnya.
Tidak hanya itu, Andi Mappe, seorang  pahlawan Pangkep pernah berkata “Ulebirreng buru e…ala na najajae Balanda e…, teasinna mitai Balandae”, yang artinya “Lebih baik saya mati berkalang tanah/hancur daripada dijajah Belanda , saya sudah tidak mau lihat Belanda”. Kita tentu tahu maksud pahlawan kita, mereka tentu akan sangat kecewa jika melihat penerusnya justru menghancurkan bangsa sendiri. Oleh karena itu mari kita jadikan momen peringatan Hari Pahlawan ke-67 ini sebagai titik tolak untuk memulai perubahan dan memperbaiki Indonesia agar tercipta bangsa dan negara yang benar-benar merdeka.
Terima kasih atas perhatiannya, Wassalamu’alaikum wr.wb.


Comments
0 Comments

0 comments: