Tuesday, November 15, 2011

Antara Langit Suram dan Bintang Redup

     Selama ini ku sering mengandaikan diriku si langit suram, entah kenapa aku mengandaikan diriku seperti itu !, suatu malam aku melihat langit mendung, hanya ada ada awan tebal yang menghitam, sesekali langit itu pecah oleh petir yang menyambar, suara yang menakutkan begitu terasa dari petir itu, tegangan yang sangat besar pun terasa, waktu itu ku tak melihat bintang  hadir menemani sang malam. Apakah mungkin sosok bintang yang biasanya hadir menemani dalam malam yang cerah waktu itu tidak hadir ???, mengapa sang bintang tidak hadir ketika langit dalam kesuraman dan ketakutannya ??? ah buat apa memikirkan hal itu…lebih baik aku memikirkan diriku sendiri yang mungkin seperti nasib si langit suram itu. Mungkin aku hanyalah sesosok manusia yang sama sekali dihargai karena status belaka, hmm tapi aku tidak boleh negatif thinking karena aku yakin diantara langit suram masih ada bintang-bintang tulus seperti sahabat-sahabatku yang selalu ada disaat aku membutuhkan mereka, Fajri….dia adalah sahabatku sejak SMP, dia itu sifatnya sangat baik, walaupun kadang bikin jengkel tapi itulah cita-rasa persahabatan yang memebuat hubungan semakin langgeng, Inal…dia juga merupakan sahabatku sejak SMP, dia juga sangat baik padaku, bahkan mungkin kebaikan dia dan keluarganya sudah tak terhitung yang diberikan padaku, kadang dia juga bikin jengkel sih..tapi sekali lagi itulah cita-rasa persahabatan, Rangga…Dia adalah teman yang baru aku kenal sejak SMA walaupun sebenarnya saya sudah sering lihat dia waktu SMP, dia juga sangat baik, malam-malamku hampir aku habiskan di rumahnya, orang tuanya juga sangat baik kepadaku. merekalah teman yg selama ini hadir sebagai bintang tulus untukku sehingga aku merasa orang paling beruntung yang memiliki mereka, akupun merasa aku adalah langit suram yang berubah menjadi cerah karena mereka. Sebenarnya ku masih memiliki sahabat-sahabat yang tak mungkin dapat kuutarakan satu persatu.
       Malam itu senin, 8 November 2011, handphoneku berdering “1 pesan diterima “ isi pesan itu mengandung kata yang bermakna. Isinya yaitu “ dan kini bintang itu redup, dibalik cahaya palsu yang diperlihatkan kepada orang lain” . (maaf, pengirim pesan dirahasiakan), aku sangat kenal dekat dengan pengirim pesan itu bahkan hampir terjalin hubungan spesial antara aku dan dirinya. Aku mencoba bertanya kepadanya apa makna pesan itu, namun ia berkeras untuk memintaku mencarinya sendiri. Kucoba mengartikan kalimat itu, ah..aku salah mengartikan, ternyata makna pesan itu adalah bahwa pengirim pesan itu merasa seperti bintang redup yang berusaha memperlihatkan cahaya yang sebenarnya palsu kepada orang lain. Aku tahu bahwa dia menyimpan kesedihan yang disembunyikannya dibalik senyum dan kebahagiaannya, ia berusaha selalu nampak ceria walupun sebenarnya ia sedang bersedih. Aku merasa bersalah, sangat merasa bersalah, benar-benar merasa bersalah, semakin merasa bersalah, ah !! aku bersalah, Senin, 7 November 2011, aku memutuskan untuk membatasi hubungan dengannya karena aku takut semakin membuatnya tersakiti jika aku terus mempertahankan hubungan yang sebenarnya telah bertentangan dengan komitmen dan nasehat orang tuaku. Ah..!!! aku hampir terjebak dalam penjara cinta yang menyesatkanku. Tapi seharusnya dia tahu bahwa aku berusaha mempertahankan komitmenku. “maafkan aku” itu kata yang selalu menghantuiku…aku sangat merasa bersalah, mungkinkah aku yang telah membuatnya merasa seperti bintang redup, apa mungkin…si langit suram membuat bintang menjadi redup ??. Aku berharap semoga kau mengerti tentang diriku. Aku merasa kamu bukanlah bintang redup, masih banyak orang yang mampu menyayangimu setulus hati. kamu sebenarnya adalah bintang cerah di langit yang cerah tetaplah bahagia dan tersenyumlah.            
        Kisah langit suram dan bintang redup cukup sampai disini, aku  merasa kini aku adalah langit cerah, itu semua karena sahabat-sahabatku dan kuharap kau juga menjadi bintang cerah karena masih ada sahabat yang baik padamu…kini tak ada lagi kata langit suram dan bintang redup. Akupun berharap, semoga yang Esa melabuhkan cintaku pada gadis shaleha yang melabuhkan cinta pada-Nya, sehingga aku semakin mencintai Allah. Karena cinta dan  jodoh yang hakiki selalu Allah yang tahu dan menentukan.*(rn)                                                                                                                                                                                                                                                                  Pangkep, 09 November 2011
Comments
0 Comments

0 comments: