Monday, December 19, 2011

Esaiku, bagian 1

Solidaritas Sebenarnya Mengajarkan Apa ???
Ujian semester merupakan hal yang cukup menakutkan bagi sebagian pelajar, betapa tidak ?? ujian merupakan ukuran keberhasilan belajar selama 1 semester, namun apakah sepenuhnya itu menjadi ukuran keberhasilan ?? jawabannya ‘TIDAK’ jika hasil ujian itu tidak halal, timbul pertanyaan, bagaimana hasil ujian bisa menjadi tidak halal ? yah penyebabnya banyak, mungkin karena soal yang bocor atau mungkin menyontek dan memberi contekan saat ulangan.
Sehari sebelum ujian semester 1 tahun 2011 handphoneku berdering, yah beberapa pesan diterima, isinya semua sama mereka menyuarakan solidaritas. “ hapuskan kerja sendiri, apakah kamu tega temanmu tidak naik kelas ??, mana solidaritasmu ?? ujian itu bukan untuk cari nilai, buktikan solidaritasmu? ” yah isinya kurang-lebih seperti itu. Mereka dengan mudah menyuarakan yang namanya “SOLIDARITAS”. Lalu apakah mereka tahu makna solidaritas yang sesungguhnya ?? sungguh tidak, mereka jelas-jelas mencemari nama solidaritas. Setahuku solidaritas tak pernah mengajarkan kita untuk melakukan perbuatan yang salah. Lalu apakah musti nama solidaritas digunakan untuk menyeret semua orang ke penjara atau ke neraka ? bukankah solidaritas merupakan sesuatu yang sangat baik jika dimaknai sesuai yang semestinya.
Kalau memang ingin kerjasama, mengapa musti saat ujian ?? kenapa bukan saat jelang ujian ?? yaitu belajar bersama untuk menghadapi ujian. Bagaimana mungkin ukuran kemampuan diri dapat diketahui jika sebenarnya hasil ujiannya tidak halal. Seandainya semua orang memiliki solidaritas, tentu tidak akan ada yang kelaparan di negeri ini, benar-benar lucu negeri ini !! haha...apakah solidaritas hanya muncul pada saat ujian ?. benar-benar pemaknaan yang salah.
Beberapa hari kemudian, kutuliskan uneg-unegku dalam sms lalu kukirimkan kepada semua teman yang nomornya ada dikontakku. Kutuliskan kejengkelanku tentang pemaknaan solidaritas yang salah. Lalu apa ekspresi mereka ?? ada yang cuek dan adapula yang berkata “ biarkanmi, karena kita tonkji dapatki, ndk usah urusi orang “. aku hanya berusaha mengingatkan, karena sebagai orang bugis-makassar aku masih menjunjung tinggi yang namanya 3S atau “Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi’ “ . Siapakainge itulah yang berarti saling mengingatkan/menasehati.
Sepertinya telah banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil terbaik walaupun mereka harus menyalahgunakan makna solidaritas. Dalam kenyataan sebenarnya, di negeri ini hanya sedikit orang yang tahu tentang solidaritas. Banyak sih yang tahu ! tapi...yah mereka tidak tahu makna sesungguhnya.
Seharusnya solidaritas mengantarkan kita ke jalan kebenaran dan ke surga bukannya mengantarkan kita ke jalan kesesatan dan ujung-ujungnya neraka. Solidaritas yang sesungguhnya tidak pernah mengajarkan  kita dalam hal yang salah. Solidaritas memiliki nasib yang sama dengan nasionalisme, banyak orang mengaku memiliki nasionalisme tapi mereka sebenarnya sangat jauh dari yang namanya nasionalisme. Selalu saja manusia dalam pemaknaan kata yang salah. Ah* !!
Pangkep, 18 Desember 2011
Comments
0 Comments

0 comments: