ASDAR MUIS
RMS,
Lahir di Pangkep, 13 Agustus 1963,
putra ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Abdul Muis Ali-Siti Rachmatiah
Muis Sanusi. Dikenal sebagai esais. Tulisannya pernah aktif dimuat setiap pekan
di Pedoman Rakyat berupa kolom dan juga di Harian Fajar dalam rubrik “Manusia-Manusia” dan kemudian “Genta”. Bila menulis karya sastra,
Suami Herlina ini Kerap memakai berbagai nama samaran, antara lain : Linaku
Nunung Rosita.
Sejak
awal tahun 1984, ia menambahkan RMS pada namanya yang dia comot dari “Rachmatiah Muis Sanusi”. Sehari-hari sebagai direktur
Berita Radio Suara Celebes (FM 90,9 Mhz) dan staf pengajar Universitas Fajar
Makassar. Menulis buku antara lain “Sepatu
Tuhan” (2003), Novel “Eksekusi Menjelang Subuh” (2009) dan “Tuhan Masih Pidato” (2011) . Magister Sosiologi
Universitas Hasanuddin (2009) ini, terlibat pula dalam penulisan beberapa buku
yang terbit di Jakarta dan Makassar.
Di Dunia
Jurnalistik, ia pernah menjadi pemimpin redaksi Tabloid Harian Suaka Metro
Jakarta, Redpel Manado Post, Redpel Tabloid Anak Wanita “Gita” Jakarta. Redaktur Harian Berita
Yudha, bekerja di Harian Fajar, Koresponden MBM Tempo , Kepala Biro Harian
Nusa-Bali di Jakarta. Direktur Pemberitaan Harian Pedoman Rakyat, dan beberapa media
lainnya di Sulawesi dan Kalimantan.. ia dikenal sebagai seniman dan mendirikan
komunitas teater bernama “Komunitas
Sapi Berbunyi”. Jebolan
Akademi Seni Drama dan Film Indonesia) Yogyakarta dan Alumnus Fisipol Unhas ini
kerap terdengar suaranya lewat “kolom
udara” yang berisi kritik social dan
politik. Bila ditanya apa pekerjaannya, ia menjawab secara serius. Berfikir*
Sumber = Biodata Penulis/
”Tuhan
Masih Pidato”/Asdar Muis RMS