Pagi itu rabu, 30 november 2011 aku dan beberapa orang teman berangkat dari kampung halaman tercinta ‘pangkep’ menuju ke kota Makassar dengan tujuan menghadiri kongres anak Sulawesi-Selatan mewakili kabupaten Pangkep, sekitar kurang lebih sejam kami dalam perjalanan, akhirnya kami sampai di sebuah hotel bernama Mercure, bangunannya cukup megah. Kami segera masuk ke hotel itu dan oleh resepsionis kami dipersilahkan menuju sebuah ruangan. Ku langkahkan kaki secara perlahan mengikuti para pembinaku bersama beberapa orang teman, nah tibalah aku di ruangan itu. Baru masuk keruangan itu, kami telah disapa oleh senyuman yang sangat menyambut kami dengan suasana hangat. Perasaan malu tentu selalu ada jika kita baru pertama kali kenal dengan seseorang, nah ! mungkin itulah yang saya alami. Namun beberapa menit kemudian akhirnya aku bisa menghapuskan segala rasa malu itu.
Suasana kebersamaan dan persaudaraan begitu kental rasanya, disini banyak teman-teman yang santun dan tentunya baik. Ada dari Takalar, Pare-pare, Soppeng, Sinjai, Barru, Pinrang, Bone..ah..pokoknya banyak deh !. Sekitar setengah jam kemudian, kami diberi materi mengenai hak-hak anak, dasar hukum perlindungan anak dan masih banyak lagi. Pertanyaan bermunculan mengenai hak anak semuanya dijawab oleh seorang bunda pemateri. Beberapa sesi acara dilakukan namun nampaknya nggak perlu diceritakan panjang kali lebar alias luas..haha !!.
Nah !, Tibalah saat yang dinanti-nantikan yaitu pemilihan duta Sul-Sel jelang Kongres Anak Indonesia di Batam dan kegiatan Forum Anak Nasional di Bandung. Alhamdulillah syukurku untukmu..ya rabb, aku lolos menjadi salah satu duta dari 14 orang anak yang dipilih, 2 orang teman dari Pangkep juga terpilih namun 1 orang harus pulang karena tidak lolos.
Aku takut…takut…sangat takut, aku khawatir..sangat khawatir..bahagiaku selalu diikuti kedua hal itu, aku tidak ingin mengecewakan anak sul-sel yang telah memberikan amanah kepadaku sebagai salah satu Duta mereka. Aku juga tidak ingin hanya pasang nama, aku tidak ingin acara seperti itu hanya ceremonial belaka namun aku benar-benar ingin menunjukkan aksi nyata untuk kemajuan anak sul-sel dan anak Indonesia. Telah banyak jalan kulalui, kusaksikan saudara-saudaraku..anak-anak Indonesia tidak mendapatkan hak-haknya. Ada yang jadi pemulung, juru parkir, kuli panggul dan tidak bersekolah padahal mereka adalah generasi yang memegang kendali bangsa ini, “ generasi maju, maka Negara akan maju, generasi hancur akan menghancurkan negeri ini” itu kata yang selalu kuingat didalam batok kepalaku. Miris hati ini ketika melihat anak-anak tidak memperoleh haknya, bagaimana jika aku seperti mereka ?? pertanyaan yang selalu menghantui dalam setiap jejak hidup.
Aku benar-benar ingin menjadi duta yang mampu merubah wajah negeri ini. Kadang kucoba menahan air mata yang mencoba menetes ketika melihat anak-anak tidak mendapatkan haknya, namun semua itu tidak bisa disembunyikan oleh mata yang berkaca-kaca. Entah kenapa… ?? hatiku seperti terikat dengan anak-anak itu, seakan aku ikut merasakan yang mereka rasakan. Ah…aku senang tapi aku takut dan khawatir jika semuanya tidak membawa perubahan. Anak Indonesia…kita semua saudara, kita semua satu…kita selalu bhinneka tunggal ika. Buktikan bahwa ini bukan sekedar acara belaka yang lewat tanpa makna, namun ini titik balik perubahan menuju anak Indonesia yang lebih maju dan terwujud hak-haknya.
Makassar, 1 Desember 2011