Kenapa Ada Mereka diantara Kita??
oleh : Raniansyah
oleh : Raniansyah
Saya terkesan, saya bangga…ternyata
masih ada orang yang begitu kritis untuk peduli pendidikan di Kab.
Pangkep. Catatan yang saya baca petang
ini (22 Mei 2013) oleh bapak Mansyur
Eppe di facebook, sontak mengingatkan saya akan pertanyaan-pertanyaan yang
sempat terlintas di pikiran saya dulu. Kenapa sekolah unggulan di pangkep
menerima siswa dari luar daerah, padahal yang ingin diunggulkan kan orang
pangkep?, lantas bagaimana nasib teman-teman yang tidak memperoleh nasi di
rumah sendiri? Apakah kita rela menerima
orang lain di rumah kita diberikan makanan istimewa, lantas kita terluntah
mencari makan di daerah orang?, Bagaimana perasaan mereka melihat orang dari
daerah lain justru menikmati hak yang seharusnya mereka peroleh? Bagaimana
mungkin mereka ikhlas melihat orang dari daerah lain memperoleh hal yang lebih
layak justru di daerah mereka sendiri? Pertanyaan-pertanyaan itu juga sempat
trus menghantui kepalaku…tapi pertanyaan-pertanyaan itu segera kutepis, dengan
beberapa pemikiran yang sanggup menjawabnya.
***
Baru beberapa waktu lalu pak Mansyur Eppe
menginspirasi saya dengan komentarnya dalam statusnya di facebook tentang
‘hukum kekekalan prestasi’, kali ini beliau kembali membuat sebuah tulisan yang menurut
saya adalah sebuah pemaparan mendalam yang sulit atau bahkan tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain, saya
sebagai orang pangkep…..menyadari pemikiran semacam itu adalah sebuah pemikiran
yang hanya mampu dipaparkan oleh orang-orang yang benar-benar peduli, bukan
sekedar penonton yang biasa bersorak ketika memperoleh kemenangan. Terima kasih pak…sebagai seorang siswa dan
putra daerah asli Pangkep, saya merasa begitu tersanjung dan begitu
diperhatikan, tapi saya memiliki perspektif yang sedikit berbeda, menurut saya,
1. SMA
Unggulan dan Andalan adalah sekolah negeri bukan sekolah daerah. Walaupun
dibangun oleh Pemda, sekolah ini tidak terlepas dari APBN yang berarti setiap
anak yang merupakan warga Negara berhak memperoleh pendidikan jika bisa
lulus/diterima di SMA Unggulan dan Andalan. Apalagi Konstitusi mengamanahkan
sekurang-kurangnya 20% dari APBN untuk pendidikan (tidak termasuk gaji guru,
karena seharusnya gaji guru diambil dari Anggaran Penerimaan dalam Negeri bukan
dari anggaran pendidikan). Dan itu berarti jika optimalisasinya ideal dan proporsionalitasnya
bagus maka dana pendidikan yang diterima sekolah dari APBN itu cukup besar. Dan
itu berarti membuka hak kpd setiap anak yang merupakan warga Negara untuk
sekolah dimanapun yang dibiayai APBN. Sementara untuk rasa keadilan karena
menggunakan APBD juga, selama ini SMA Unggulan di Pangkep masih sangat jauh
didominasi putra-putri daerah sendiri.
2. Komitmen
dan semangat belajar anak darimanapun asalnya, jangan dipatahkan hanya karena
mereka tidak boleh mendaftar pada sekolah yang mereka idam-idamkan. Berbicara
Pemisalan, andai kelak ada Putra daerah lain menjadi pejabat semacam gubernur
di Sulsel, Anggota DPR di Provinsi, menteri atau presiden, yang sebelumnya
pernah ditolak sekolah di Pangkep padahal ia sebenarnya mampu lulus/diterima di
sekolah itu dan lantas ia kecewa waktu itu karena tidak bisa sekolah di tempat
yang ia idam-idamkan, apakah kira-kira ia akan mampu melupakan kekecewaannya
terhadap Pangkep yang pernah menolaknya dulu? Apakah dia akan tetap peduli
terhadap Pangkep?. Mungkin saja…dia akan mempersulit apa-apa yang ada
hubungannya dengan Pangkep. Pohon tidak akan pernah melupakan dimana akarnya
tumbuh dan akhirnya berbuah, namun tentu pohon juga akan tetap ingat dimana
akarnya pernah ditolak bukan karena tak mampu merambat tapi karena sengaja
diputus. Kita tidak perlu menyayangkan guru-guru kita di Pangkep mengajar orang
dari daerah lain, karena semuanya sama-sama generasi bangsa. Kalau cita-citanya
memang hanya ingin sukses di tingkat kabupaten/kota berarti benar, mereka hanya
bisa berkontribusi bagi daerah mereka….tapi kalau suksesnya di tingkat provinsi
atau nasional?? jelas kontribusinya juga untuk Pangkep apalagi kalau pernah
sekolah di Pangkep. Orang luar negeri saja mau menerima kita sekolah di negeri
mereka, mengapa kita tidak…?? Padahal kita sebangsa dan setanah air yang jelas
hubungan kekerabatannya jauh lebih besar, kita sesama orang Indonesia layaknya
sudah seperti keluarga.
3. Undang-undang Perlindungan Hak Anak kalau tidak salah UU
No. 22 tahun 2003, diatur tentang hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan
yang layak. Jadi mereka berhak mengenyam pendidikan dimanapun selama mereka memiliki
kompetensi untuk lulus/diterima di sekolah itu.
4. Setelah
proses wawancara tidak langsung dari sejumlah siswa dari daerah luar, kebanyakan
diantara mereka memiliki keluarga di Pangkep, ada juga keturunan Pangkep asli
tapi tinggal lama di daerah lain, karena orangtuanya merantau atau ada tugas di
luar daerah yang mengharuskan pendidikan mereka sebelumnya di daerah lain.
Sehingga tidak ada salahnya mereka sekolah di Pangkep.
5. Kesempatan
bagi putra daerah sebenarnya dibuka seluas-luasnya, karena setahu
saya…sosialisasi langsung dari Pihak sekolah hanya dilakukan di Pangkep,
sementara dari daerah lain, informasi yang mereka peroleh hanya dari
keluarganya di Pangkep atau teman di jejaring sosial, serta ketika mereka
melihat SMA Unggulan berkompetisi di provinsi ataupun nasional. Jadi menurut
saya, kesempatan telah dibuka sebesar-besarnya bagi putra daerah. Mengenai
lolos atau tidaknya, menurut saya itu tergantung kompetensi dan usaha
masing-masing siswa.
6. Sebenarnya
Barru juga memiliki sekolah Unggulan, yaitu SMAN 2 Barru yang dibangun setahun
lebih muda dari SMAN 2 Pangkajene, bahkan katanya mereka sempat melakukan studi
banding ke SMAN 2 Pangkajene, yang berarti Pemkab Barru juga berkomitmen
membuat sekolah unggulan. Dan itu berarti mereka tidak hanya
memperbaiki/bekerja keras di tingkat SMP tapi mereka juga bekerja keras di
tingkat sekolah menengah atas untuk membangun SDM daerah mereka.
7. Banyak
juga sebenarnya putra daerah yang menyia-nyiakan kesempatan dan membuang jatah /hak
putra-putri daerah(teman-temannya sendiri), dibuktikan dengan masih adanya
sejumlah anak daerah yang hanya ingin uji kemampuan pada seleksi masuk di SMA
Unggulan maupun Andalan, dibuktikan dengan adanya yang tidak mendaftar ulang
atau memutuskan pindah ke sekolah lain setelah diterima. Justru malah dari
daerah lain yang berkomitmen besar melanjutkan sekolah di Pangkep. Kebanyakan juga putra daerah sekolah di daerah
lain bukan karena tidak ada ruang di daerah sendiri, tetapi karena pilihan
mereka sendiri.
8. Realitas
yang lebih memprihatinkan, ada sejumlah putra daerah yang setelah diterima di
SMA Unggulan, justru memilih pindah dengan alasan banyak tugas, aturannya
terlalu ketat dan tidak mau belajar keras….nah! kalau begini, siapakah yang
pantas disalahkan?. Jelas ini bukan kesalahan sistem sekolah.
9. Sebenarnya
yang masuk di SMA Unggulan, tidak sepenuhnya orang pintar. Banyak yang biasa-biasa saja saat masuk, tapi
berhasil dididik oleh sekolah hingga berhasil. Contohnya saya sendiri. Saya masuk
di SMA Unggulan 2010 lalu, di SMP saya hanya bisa merasakan sekali juara…itupun
juara 2 di tingkat kabupaten. Tapi setelah masuk SMA Unggulan, saya merasa jauh
lebih baik, saya sudah mampu merasakan hangatnya kmenangan di tingkat Provinsi
dan hangatnya kompetisi di Tingkat Nasional. Ada juga seorang teman angkatan
saya, katanya waktu SMP dia itu biasa-biasa saja..tapi stelah di SMA Ungggulan,
akhirnya dia malah jadi peringkat 1 Umum terus. dan tidak hanya itu yang demikian….tetapi
banyak diantara teman-teman. Sehingga menurut saya, itu patut dikatakan Luar
Biasa…Orangtua bahkan banyak yang tidak percaya dengan kemampuan anaknya yang
sungguh diluar dugaan setelah masuk di SMA Unggulan.
10. Mengenai
kompetensi dan kapabilitas, sebenarnya Putra-putri Pangkep tidak kalah bersaing
dengan putra-putri daerah lain yang sekolah di Pangkep, buktinya peringkat umum
setiap angkatan di SMA Unggulan masih didominasi orang Pangkep. Sebenarnya orang pulau juga memiliki
kesempatan yang sama besar dalam Penerimaan siswa baru, tapi yang
disayangkan…sangat kurang anak pulau yang mendaftar, padahal saya yakin kalau
saja ada kemauan dan usaha dari mereka…pasti mereka bisa lolos masuk SMA
Unggulan walaupun pake tes. Jadi sekali lagi, permasalahannya berasal dari anak
daerah yang tidak ada kemauan untuk belajar keras padahal kesempatan telah
dibuka seluas-luasnya.
11. Intensitas
pendaftar dari daerah lain yang mendaftar di Pangkep sebenarnya merupakan
penggambaran bagusnya kualitas pendidikan di Pangkep karena tidak mungkin
mereka jauh-jauh mendaftar ke pangkep tanpa alasan yang rasional. Sekolah yang
dibangun terus bertambah dan sampai saat ini, hingga penerimaan angkatan
kelima, yang diterima di SMA Unggulan Pangkep masih didominasi oleh orang
Pangkep dengan perbedaan yang sangat signifikan. Perbandingannya masih sangat
tinggi…sehingga SMA Unggulan pasti terus didominasi putri-putri daerah sendiri
selama masih banyak anak daerah yang tidak berpikiran “takut banyak tugas,
aturannya terlalu ketat dan tidak bisa belajar keras,”
Saya mengemukakan hal diatas bukan
landasan teoritis semata, tapi juga faktual di lapangan. Berdasarkan hal-hal di
atas, menurut saya sistem yang diterapkan kedua sekolah sudah cukup adil dan
memenuhi rasa keadilan walaupun kita semua tahu yang bisa memutuskan adil
seadil-adilnya hanya Tuhan.
Saya tidak tahu,
pendapat saya benar atau tidak….karena saya masih memiliki pemahaman dan
pengetahuan sangat minim. Tapi saya
sepakat dengan saran Pak Mansyur Eppe, ada baiknya pimpinan Pemda Kab.Pangkep meminta saran dan pendapat masyarakat mengenai
segala proses pembangunan di Pangkep termasuk pembangunan di sektor pendidikan
sehingga hasilnya merupakan hasil yang benar-benar demokratis dan tentunya
dapat mengarahkan kualitas daerah yang lebih baik, karena itu keinginan kita
semua sebagai orang Pangkep.
***
Sekali lagi saya
berterima kasih kepada bapak Mansyur Eppe yang mau memperhatikan kami putra-putri
Pangkep,…jujur saya tersanjung dan bangga membaca catatan bapak di
Facebook…saya pribadi sebagai putra Pangkep merasa disayangi dan diperhatikan.
Dan orang-orang yang mau peduli seperti bapak sudah jarang dimiliki oleh daerah
ini, tetap lanjutkan Pak….!!:) ini semua demi maju dan berkembangnya daerah
kita J.
Jika ada kebenaran pada apa yang saya paparkan, itu milik Tuhan, tapi jika
salah…itu kesalahan saya dan anggap saja…saya orang bodoh yang sementara
belajar berpendapat. Mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang kurang
berkenan, saya masih butuh lebih banyak belajar…Terima kasih.
Pangkajene, 22 Mei 2013