Pakaian Orang Bugis-Makassar Itu Siri’ Na Pacce
Hmm..sedikit ku merenung mendengar cerita dari temanku sore itu (senin,23 Januari 2012) melalui sms, saat aku sedang baring tiba-tiba handphoneku berdering dan ternyata satu pesan diterima, pengirim pesan itu adalah seorang teman bernama Uswatun Hasanah, yah isi pesannya seperti ini “Tugas belum selesai, tapi malas di warnet..banyak orang iseng-iseng.,.,ish sok kenalnya lagi”, sempat terbersit tawa membaca sms itu, aku selanjutnya menanyakan hal itu ternyata ia malas ke warnet karena jengkel dengan cowo yang terus saja mengganggunya yang sementara sibuk mengerjakan tugas, hmm..akhirnya dia pulang dan mencari tugasnya melalui Hp. Malamnya aku menyempatkan diri membuka Facebook dan kubaca status satu-persatu, ada satu status yang menarik karena penulisnya adalah adik dari temanku yang siang itu mengirim sms luapan kejengkelan, sepertinya jengkel juga...”gak punya Sopan Santun” itu katanya.. lalu aku mengomentari status itu dan mencoba menebak-nebak permasalahan ..haha..ternyata tebakanku benar, dia merasa risih kakaknya diganggu sama orang waktu di Warnet.. hehe...
slalu ada makna disetiap cerita..hmm aku kini membuktikan bahwa orang bugis-Makassar memang benar-benar menjadikan Siri’ Na pacce sebagai pakaiannya, Siri’ Na Pacce adalah pakaian kehormatan orang Bugis-Makassar yang sesungguhnya. Teman itu telah menjadi secercah bukti nyata tentang Siri’ Na Pacce, lebih baik kita mencari jalan lain walau susah demi menjaga yang namanya Siri’ Na Pacce.
Orang yang memiliki Siri’ Na Pacce berarti memiliki pakaian kehormatan dan yang tidak memiliki berarti seolah-olah telah telanjang, aku tidak habis fikir sebegitu bisanya seorang mengganggu orang lain yang jelas risih dengan keberadaannya bahkan orang lain pun risih..hmm apakah dia tidak memiliki Siri’ Na Pacce ??, kehormatan orang Bugis-Makassar adalah kewibawaan yang tak ternilai harganya.
Berbicara ketika dibutuhkan dan setiap kata slalu bermakna, bertindak dan ngomong sedikit namun hasil yang luar biasa..itulah hasil dari sebuah pakaian “Siri’ Na Pacce”, Siri’ Na pacce adalah batas kehormatan kita yang tak akan pernah dapat dihargai walau dengan berkarung-karung uang bahkan dengan nyawa sekalipun.
Teringat kembali cerita dari seorang teman bernama Arif dari Takalar, malam itu(Rabu, 30 November 2011) saat sedang mengikuti Kongres Anak Sul-Sul 2011, dan kebetulan sekamar di Hotel..kami berbagi cerita..banyak sekali cerita, satu kisahnya yang semakin membuatku percaya bahwa Siri’ Na Pacce adalah kehormatan yang tak ternilai harganya. Begini ceritanya, dia pernah dikeroyok oleh sekelompok anak di sekolahnya dan apa yang dikatakan ayahnya ketika Arif menceritakan itu ??? ayahnya berkata “ Nak, kalau kamu dipukul tanpa ada kesalahan kamu, pukul balik..lawanki !!.saya sangat senang kalau kamu mati karena memperjuangkan kehormatanmu”, itu hal yang sangat luar biasa...kehormatan adalah nyawa orang Bugis-Makassar.
Namun sekarang telah jarang orang yang menanamkan nilai-nilai Siri’ Na Pacce, bahkan terkadang uang telah mampu membeli pakaian kehormatan itu, hmm..benar-benar miris hati melihat dan mendengar seorang saudara sesama orang Bugis-Makassar yang membuang nilai-nilai Siri’ Na Pacce. Satu lagi, aku teringat dengan salah satu tulisan waktu itu saat Kongres Anak Sul-Sel tahun 2011 berlangsung, seorang Pemateri bertanya “Apa yang membuat kalian bangga menjadi anak Sul-Sel??” lalu semua peserta Kongres dibagi dalam beberapa kelompok dan menuliskan jawaban mereka pada selembar kertas dan selanjutnya di tempel pada dinding yang disediakan waktu itu dan kuiingat ada kata “ kami bangga menjadi anak Sul-Sel karena “Siri’ Na Paccena”, yah...memang kebudayaan dan sekaligus pakaian kehormatan yang menunjukkan jati diri yang sesungguhnya dari orang Bugis-Makassar.
Semoga kita tetap menjunjung nilai ini sebagai warisan yang sangat berharga dan takkan ternilai oleh nyawa sekalipun.*